17 July 2010

PERBANDINGAN PRESTASI BELAJAR PESERTA DIDIK MELALUI MODEL PEMBELAJARAN SIKLUS BELAJAR ( LEARNING CYCLE ) DAN MODEL PEMBELAJARAN KONVENSIONAL PADA MATE






Keyword : Prestasi belajar, Model Pembelajaran Siklus Blajar (LearningCycle), Model Pembelajaran Konvensioanal, Segitiga.;Study Prestige, Learning Cycle Study Model. Conventional Study Model, Trianguler.

Gairah belajar selain disebabkan oleh ketidak tepatan metodologis, juga berakar pada paradigma pendidikan konvensional yang selalu menggunakan metode pengajaran klasikal dan ceramah. Jenis penelitian ini adalah komparatif yang bertujuan untuk mengetahui ada atau tidak ada perbedaan antara prestasi belajar peserta didik yang menggunakan model pembelajaran siklus belajar (Learning Cycle) dengan model pembelajaran konvensional pada materi segitiga. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh peserta didik.
Rancanga penelitian ini adalah Postes Kelompok Kontrol Subyek Random. Metode penelitian ini adalah metode dokumentasi dan tes, sedangkan teknik analisis data yang digunakan adalah teknik analisa data inferensial yaitu uji perbedaan yang berupa uji t. Dari hasil uji t diperoleh bahwa nilai sig (0,000) <α (0,05) maka ditolak sehingga diterima yang artinya Ada perbedaan antara prestasi belajar pesesta didik yang menggunakan model pembelajaran siklus belajar ( Learning Cycle) dengan model pembelajaran konvensional pada materi segitiga.


Download Free-arwiebowo




PENINGKATAN KEMAMPUAN PESERTA DIDIK DALAM MENYELESAIKAN OPEN-ENDED PROBLEM DENGAN PENDEKATAN INVESTIGASI MATEMATIKA





Keyword : Investigasi Matematika, Open-Ended Problem.;Investigation Mathematics, Open-Ended Problem

Pendekatan masalah merupakan fokus dalam pembelajaran matematika yang mencakup masalah tertutup dengan solusi tunggal, masalah terbuka dengan solusi tidak tungggal, dan masalah dengan berbagai cara penyelesaian. Salah satu pendekatan pembelajaran yang dapat digunakan melatih peserta didik dalam menyelesaikan masalah matematika terbuka adalah dengan investigasi matematika, maka penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan dan cara peserta didik dalam menyelesaikan open-ended problem setelah memperoleh pembelajaran dengan pendekatan investigasi matematika. adapu pembelajaran dengan investigasi meliputi tiga fase yaitu: fase membaca masalah, Fase pemecahan masalah, dan fase menjawab serta mengkomunikasikan masalah.
Dari 31 peserta didik yang menjadi subyek penelitian, diperoleh data berupa nilai dari hasil post test yang rata-ratanya mencapai 76,33 %, hasil ini lebih baik jika dibandingkan dengan hasil pre test yang rata ratanya hanya mencapai 52 %. Jawaban peserta didik juga semakin bervariasi yang secara matematis benar. Hal ini menunjukan bahwa kemampuan meyelesaikan open-ended problem peserta didik mengalami peningkatan.dari kecenderungan peningkatan yang terjadi menunjukan bahwa apabila peserta didik diberi kesempatan untuk menyelidiki masalah-masalah matematika sesuai dengan kemampuannya, maka dapat diyakini kemampuan menyelesaikan open-ended problemnya dapat ditingkatkan.


Download Free-arwiebowo





PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN DEDUKTIF PADA MATERI SEGITIGA





Keyword : Model Pembelajaran Deduktif, materi segitiga.;Deduktive Learning model, the subject triangle

Guru mempunyai peranan penting dalam proses pembelajaran, sehingga guru dituntut dapat meningkatkan kompetensinya. Guru juga harus mempunyai kemampuan memilih metode, pendekatan, model pembelajaran yang cocok, serta menguasai materi. Pengalaman mengajar yang dapat membuat peserta didik memahami konsep yang diberikan guru, salah satunya adalah model pembelajaran deduktif. Pembelajaran dalam model deduktif dimulai dengan penyajian definisi konsep, kemudian diikuti dengan contoh dari peserta didik. Pola pikir dalam pembelajaran deduktif sudah terarah karena konsep– konsep umum sudah diketahui peserta didik sehingga dengan mudah peserta didik dapat mengidentifikasikan ke hal-hal yang lebih khusus. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui aktivitas peserta didik selama proses pembelajaran, kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran, dan ketuntasan belajar peserta didik. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa aktivitas peserta didik tergolong tidak aktif, kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran dikatakan baik, dan hasil belajar peserta didik tergolong tuntas dengan persentase ketuntasan belajar klasikal sebesar 95,45%.


Download free-arwiebowo




IMPLEMENTASI PENILAIAN TUGAS UNJUK KERJA PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN POKOK BAHASAN KELILING DAN LUAS PERSEGI PANJANG DAN PERSEGI





Keyword : penilaian tugas unjuk kerja pada pembelajaran matematika.;Assessment of job activity short exchange duty at mathematics

Penilaian tugas unjuk kerja adalah salah satu jenis penilaian alternatif yang digunakan guru untuk menilai kinerja peserta didik dalam matematika. Penilaian tugas unjuk kerja juga dapat digunakan untuk mengetahui perkembangan pengtahuan dan pemahaman peserta didik dalam belajar matematika. Tujuan penelitian ini adalah (1) mengetahui dimana letak kelemahan dan kelebihan peserta didik dalam menyelesaikan tugas unjuk kerja dalam pembelajaran matematika, (2) mengetahui ketuntasan belajar peserta didik stelah menyelesaikan tugas unjuk kerja. Untuk mencapai tujuan penelitian tersebut, instrumen yang digunakan adalah tugas unjuk kerja, dan tes belajar peserta didik (post-test). Penelitian ini termasuk penelitian deskriptif. . Sedangkan subjek yang diambil adalah yang dipilih oleh guru mitra dengan jaminan tidak ada pemilihan kelas dengan kelas lain. Hasil penelitian menunjukkan letak kelemahan dan kelebihan berdasarkan rubrik penskoran dan hasil belajar peserta didik dikatakan dengan tuntas.

Download Free-arwiebowo





Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT (Team Game Turnament) Pada Pokok Bahasan Belah Ketupat





Keyword : Pembelajaran, Kooperatif, Team Games Turnamen.; Learning, Cooperative, Team Games Tournaments

Pembelajaran matematika khususnya di SMP selalu menggunakan metode pembelajaran konvensional yang mana guru yang bertindak aktif sedangkan peserta didik hanya menerima apa yang disampaikan oleh guru. Akibatnya sampai saat ini matematika masih dianggap mata pelajaran yang sulit, membosankan, bahkan menakutkan bagi peserta didik. Oleh karena itu untuk mengatasi masalah tersebut maka dalam proses belajar mengajar guru mempunyai tugas untuk memilih model pembelajaran yang tepat sesuai dengan materi yang disampaikan yaitu model pembelajaran kooperatif tipe Team Games Turnamen. Model pembelajaran ini adalah Pembelajaran yang menggunakan turnamen akademik, dan menggunakan kuis-kuis di mana para peserta didik berlomba sebagai wakil tim mereka. Penelitian ini mengambil dua rumusan masalah yaitu kemampuan guru dalam mengelolah pembelajaran kooperatif, dan ketuntasan belajar siswa setelah pembelajaran. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kemampuan guru dalam mengelolah pembelajaran kooperatif dan ketuntasan belajar siswa pada pokok bahasan belah ketupat. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan subyek penelitian yaitu seluruh peserta didik
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kemampuan guru dalam mengelolah pmbelajaran kooperatif tipe TGT ini dikatakan baik dengan persentase 81,37 % dan hasil ketuntasan belajar
peserta didik tergolong tuntas dengan persentase ketuntasan belajar klasikal sebesar 89,74%


Download Free-arwiebowo




PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TPS (Think-Pair-Share) DENGAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL PADA MATERI POKOK PERSEGI PANJANG DAN PERSEGI





Keyword : Kooperatif, TPS, Kontekstual.;cooperative, TPS, Contextual

Penelitian ini adalah penelitian eksperimen semu yang bertujuan untuk mengetahui aktivitas siswa, pengelolaan guru selama pembelajaran dan hasil belajar siswa dengan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe TPS dengan pendekatan kontekstual pada materi pokok persegi dan persegi panjang. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini antara lain lembar pengamatan terhadap aktivitas siswa, lembar pengamatan terhadap pengelolaan guru selama pembelajaran tes akhir. Data yang diperoleh antara lain hasil pengamatan terhadap aktivitas siswa, pengelolaan guru selama pembelajaran kooperatif tipe TPS dan hasil tes akhir siswa kemudian dianalisis secara deskriptif.
Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa aktivitas siswa yang aktif sebesar 77,68%, sedangkan aktivitas siswa tidak aktif sebesar 22,32% dari aktivitas siswa secara keseluruhan sehingga dapat disimpulkan aktivitas siswa selama penerapan model pembelajaran kooperatif tipe TPS adalah aktif. Pengelolaan pembelajaran pada umumnya sudah berjalan baik dengan nilai rata-rata 3,25 sedangkan hasil belajar siswa setelah mengikuti pembelajaran kooperatif tipe TPS dengan pendekatan kontekstual mencapai 83,87% siswa telah berhasil dalam belajar, sehingga tingkat keberhasilan siswa secara klasikal tercapai.


Download Free-arwiebowo




Penerapan Pembelajaran Aktif (Active Learning) Dengan Strategi Pengajaran Sinergis (Synergetic Teaching) Pada Materi Simetri





Keyword : Pembelajaran Aktif, Pengajaran Sinergis.; Active Learning, Strategy Synergetic of Teaching

Pembelajaran matematika kurang bervariasi, karena guru dalam pembelajaran sebagai pihak yang aktif sehingga peserta didik kurang mempunyai kesempatan sebagai pihak yang aktif. Untuk itu diperlukan suatu alternative pembelajaran baru yang dapat meningkatkan keaktifan peserta didik. Salah satu metode pembelajaran yang dapat meningkatkan keaktifan peserta didik ialah pembelajaran aktif dengan strategi pengajaran sinergis.
Tujuan dari penelitian ini ialah mendeskripsikan aktivitas guru dalam mengelola pembelajaran aktif, aktivitas peserta didik, hasil belajar peserta didik dan respon peserta didik terhadap pembelajaran aktif dengan strategi pengajaran sinergis. Jenis penelitian ini adalah deskriptif dengan subyek penelitian. Hasil penelitian menunjukkan bahwa aktivitas peserta didik tergolong aktif, kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran dikatakan baik 84,61. Respon peserta didik dengan persentase 95,5% sehingga tergolomg dalam respon positif, dan hasil belajar peserta didik tergolong tuntas dengan persentase ketuntasan klasikal sebesar 90%.


Downdload Free-arwiebowo





PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE PADA MATERI PERSEGI PANJANG




Keyword : model pembelajaran learning cycle.; model of learning cycle

Pembelajaran matematika yang dilakukan para guru matematika di MI YIMI GRESIK menggunakan sajian sebagai berikut : diajarkan teori-teori atau definisi, diberikan contoh-contoh, dan diberikan latihan soal sehingga pembelajaran berpusat pada guru. Oleh karena itu perlu adanya perubahan yang pada awalnya pembelajaran berpusat pada guru menjadi pembelajaran berpusat pada peserta didik. Salah satu model pembelajaran yang berpusat pada peserta didik adalah model pembelajaran learning cycle karena model pembelajaran ini memberikan kesempatan pada peserta didik untuk menemukan sendiri konsep yang dipelajari dengan jalan berperan aktif.
Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan bagaimana kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran, aktivitas peserta didik selama pembelajaran, ketuntasan belajar peserta didik, dan respon peserta didik.
Penelitian ini dilaksanakan di kelas V Puteri tahun ajaran 2008/2009 MI YIMI GRESIK. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan rancangan “one shot case study”.
Adapun hasil pada penelitian ini menunjukkan bahwa kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran memperoleh kriteria baik dengan nilai rata-rata 83,25.Aktivitas peserta didik selama pembelajaran adalah aktif. Ketuntasan belajar peserta didik dikatakan tuntas karena ketuntasan belajar yang dicapai secara klasikal sebesar 88%. Peserta didik memberikan respon baik terhadap model pembelajaran learning cycle .

Download Free-arwiebowo







PENERAPAN METODE BERMAIN DALAM MATERI POKOK KELILING DAN LUAS PERSEGI DAN PERSEGI PANJANG





Keyword : pembelajaran, metode, bermain..; learning, method, play.

Matematika merupakan mata pelajaran yang kurang disenangi bahkan dibenci oleh sebagian besar siswa sehingga mengakibatkan siswa kurang berhasil dalam belajar matematika. Salah satu faktor penyebab siswa kurang menyukai matematika adalah kurang sesuainya metode pengajaran dengan intelektual anak dan sulitnya menumbuhkan kesenagan siswa terhadap pelajaran matematika. Selama ini metode pembelajaran yang umum diterapkan adalah metode pembelajaran konvesional yang cenderung bersifat searah, artinya guru memberikan materi pembelajaran dan siswa menerimanya sehingga siswa terlihat kurang aktif.untuk mengatasi hal itu perlu suatu metode pembelajaran yang dirasa cukup alternatif tak hanya baik dalam membantu siswa untuk memahami konsep-konsep pelajaran yang sulit, tetapi juga untuk menumbuhkan kemampuan kerja sama dan bersifat kritis. dan juga perlunya menjalin komunikasi antar siswa maupun guru dan siswa. Dalam penelitian ini peneliti mencoba menerapkan salah satu metode pembelajaran yaitu metode bermain.
Penelitian ini mengambil rumusan masalah yaitu aktivitas kelompok, respon peserta didik dari ketuntasan peserta didik setelah pembelajaran. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendiskripsikan aktivitas kelompok, mendiskripsikan respon peserta didik pada materi pokok keliling dan luas persegi dan persegi panjang. Jenis penelitian ini adalah penelitian diskritif.
Hasil penelitian menunjukkan aktivitas siswa dalam kelompok pada pembelajaran metode bermain dikatakan baik dengan kenaikan 0,66 yaitu dari 2,56 menjadi 3,22 respon demikian juga dalam pengisian angket menunjukkan peserta didik senang dengan diterapkannya metode bermain dan hasil ketuntasan belajar peserta didik tergolong tuntas dengan presentase 87,5 %


Download Free-arwiebowo






MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PADA MATERI POKOK TABUNG, KERUCUT DAN BOLA MELALUI IMPLEMENTASI PENDEKATAN KONTEKSTUAL

ABSTRAK : Materi Pokok Tabung, Kerucut dan Bola melalui Implementasi Pendekatan Kontekstual.
Pada hakekatnya matematika muncul dari kehidupan nyata sehari-hari, oleh karena itu proses pembelajaran matematika harus dapat menghubungkan antara ide abstrak matematika dengan suatu situasi nyata yang pernah dialami siswa ataupun yang dapatdipikirkan siswa, maka dalam setiap pembelajaran diharapkan menggunakan pendekatan kontekstual yang akrap dengan kehidupan nyata sehari-hari. masih mengalami kesulitan dalam menyelesaikan soal – soal yang berkaitan dengan geometri ruang, sehingga hasil dalam pokok bahasan bangun ruang, masih sangat rendah. Akibatnya presentase penguasaan materi soal matematika ujian nasional untuk menyelesaikan volum bangun ruang hanya mencapai 58,97 sedangkan untuk menyelesaikan soal tentang luas bangun ruang hanya mencapai 63,25. Permasalahan yang dikaji dalam penelitian tindakan kelas ini adalah apakah melalui implementasi pendekatan kontekstual dapat meningkatkan hasil belajar. pada materi pokok tabung, kerucut dan bola? Sedangkan tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis peningkatan hasil belajar siswa dalam materi pokok tabung, kerucut dan bola melalui implementasi pendekatan kontekstual .
Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dalam 2 siklus, yang masing-masing siklus terdiri dari tahap perencanaan, implementasi tindakan, pengamatan dan refleksi. Data yang diperoleh dalam penelitian ini meliputi hasil pengamatan terhadap keaktifan siswa selama proses pembelajaran dan pemberian soal tes pada setiap akhir siklus serta hasil reflaksi siwa pada setiap akhir pembelajaran, kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran diambil dari lembar pengamatan terhadap guru. Indikator keberhasilan dalam penelitian ini adalah : siswa dianggap tuntas belajar jika mencapai skor ≥ 60 %, sedangkan kelas dianggap tuntas belajar jika kelas tersebut terdapat 85 % siswa yang mencapai daya serap ≥ 60 %. Hasil penelitian pada siklus 1 menunjukkan bahwa prosentase ketuntasan belajar siswa adalah 68,18 % sehingga kelas belum tuntas belajar dan prosentase keaktifan siswa dalah 69,17 %, sedangkan hasil penelitian pada siklus 2 menunjukkan bahwa prosentase ketuntasan belajar siswa adalah 90,83 % sehingga kelas sudah tuntas belajar dan prosentase keaktifan siswa adalah 86,36 %.
Dari penelitian ini dapat diperoleh simpulan bahwa dengan menggunakan pendekatan kontekstual dapat meningkatkan hasil peserta didik pada materi pokok tabung, kerucut dan bola. Saran yang dapat diajukan adalah para guru dalam melaksanakan pembelajaran juga diharapkan menggunakan pendekatan kontekstual.

Downdload Free-arwiebowo





UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWAN DALAM POKOK BAHASAN BARISAN DAN DERET BILANGAN MELALUI MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IX H dalam Pokok Bahasan Barisan dan Deret Bilangan Melalui Model Pembelajaran Problem Solving” Skripsi Semarang Fakultas MIPA. Ada masalah yang nyata dan jelas yang harus segera ditindak lanjuti diantaranya, yaitu Model Pengajaran oleh guru mata pelajaran Matematika MTs Negeri Ketanggungan yang masih menggunakan model-model belajar konvensional, pengondisian behavioristik (hadiah dan hukuman) fragmentasi, dan tekanan pada format “Aku bicara kau mendengar” (yang juga dikenal teknik membosankan).
Melihat permasalahan yang ada, maka penelitian tindakan kelas memiliki tujuan khusus diantaranya untuk meningkatkan hasil belajar siswa dan untuk mendapatkan strategi penerapan model pembelajaran pemecahan masalah (problem solving). Penelitian tindakan kelas ini merupakan siklus yang dirancang dalam tiga bagian, setiap siklus ada empat tahapan yaitu perencanaan, tindakan, pengamatan dan refleksi.
Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa hasil belajar siswa dalam pokok bahasan barisan dan deret telah meningkat. Aktivitas belajar siswa bertambah, yang ditandai dengan munculnya kelompok-kelompok belajar untuk memecahkan soal-soal matematika dengan model Problem Solving.Di temukannya strategi atau cara yang tepat dalam menerapkan model pembelajaran Problem Solving.
Oleh karena itu cobalah dan terapkan model pembelajaran ini.
a. Sebelumnya siswa harus memiliki pengetahuan prasarat untuk mengerjakan soal.
b. Siswa belum tahu algoritma/ cara pemecahan masalah.
c. Soal terjangkau oleh siswa
d. Siswa mau dan berkehendak untuk menyelesaikan soal.

Download Free-arwiebowo





Pembelajaran Dengan Menggunakan Penilaian Kinerja (Performance Assessment) Pada Materi Pokok Segitiga

Untuk mengukur ketercapaian hasil belajar siswa diperlukan alat yaitu penilaian. Dalam KTSP penilaian yang diterapkan adalah penilaian berbasis kelas (PBK). “Penilaian Berbasis Kelas merupakan suatu proses yang dilakukan melalui langkah-langkah perencanaan, penyusunan alat penilaian, pengumpulan informasi melalui sejumlah bukti yang menunjukkan pencapaian hasil belajar peserta didik, pengolahan, dan penggunaan informasi tentang hasil belajar peserta didik” (Pusat Kurikulum Balitbang Depdiknas, 2006 : 5).
Menurut Muslich (2007 : 80), “Berbagai bentuk dan teknik yang bisa dilakukan dalam Penilaian Berbasis Kelas yaitu Penilaian Kinerja (performance assessment), Penilaian Penugasan (proyek/project), Penilaian Hasil Kerja (produk/product), Penilaian Tes Tertulis (paper and pen), Penilaian Portofolio (portfolio), dan Penilaian Sikap.” Dari kelima jenis Penilaian Berbasis Kelas tersebut, salah satunya adalah Penilaian Kinerja (performance assessment). Menurut Pusat Kurikulum Balitbang Depdiknas (2006 : 9), ”Penilaian kinerja merupakan penilaian yang dilakukan dengan mengamati kegiatan peserta didik dalam melakukan sesuatu”.
Tugas-tugas pada penilaian kinerja lebih menekankan kepada kemampuan siswa memecahkan masalah, komunikasi, hubungan konsep matematika dengan disiplin ilmu lain bahkan dengan kehidupan sehari-hari. Dengan demikian penilaian kinerja dapat mengevaluasi apa yang dapat dilakukan siswa dan informasi pengetahuan yang telah diperoleh siswa. Segitiga merupakan salah satu materi pokok yang dipelajari pada pelajaran matematika yang diberikan pada siswa SMP kelas VII semester II. Pada materi pokok segitiga terdapat sub materi pokok melukis segitiga. Untuk mengukur ketercapaian hasil belajar pada sub materi pokok melukis segitiga kurang sesuai bila digunakan tes tertulis. Bentuk penilaian yang sesuai dengan kompetensi yang diharapkan pada sub materi pokok melukis segitiga adalah penilaian kinerja
(performance assessment).
Hal ini disebabkan sub materi pokok melukis segitiga menuntut siswa untuk menunjukkan kemampuannya dalam menggunakan jangka dan penggaris dan menempuh langkah-langkah yang telah ada.

Download free-arwiebowo






MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MELALUI PEMBELAJARAN QUANTUM TEACHING

Kata Kunci : Prestasi Belajar, Quantum Teaching
Penyajian dalam pembelajaran Quantum Teaching merupakan model pembelajaran yang ideal, karena menekankan kerja sama antara siswa dan guru untuk mencapai tujuan bersama. Model pembelajaran ini juga efektif karena memungkinkan siswa dapat belajar secara optimal, yang pada gilirannya akan dapat meningkatkan prestasi belajar siswa secara signifikan. Rendahnya kualitas pendidikan di Indonesia memerlukan penanganan yang segera. Oleh karena itu penulis ingin memecahkan masalah dengan strategi pembelajaran Quantum Teaching, karena strategi tersebut bisa diterapkan. Tujuan penelitian ini adalah ingin mengetahui peningkatan prestasi belajar siswa melalui pembelajaran Quantum Teaching. Variabel penelitian iniadalah pembelajaran dengan metode Quantum Teaching sebagai variabel bebasdan hasil belajar siswa sebagai variabel terikatnya. Data diambil menggunakanteknik tes, dan observasi. Analisis data penelitian menggunakan analisis deskriptif persentase dan uji t. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata hasil belajar siswa sebelum perlakukan adalah 6,1. Setelah dilakukan pembelajaran dengan menggunakan metode Quantum Teaching pada siklus I hasil belajar siswa meningkat menjadi 6,6, pada siklus II hasil belajar siswa meningkat menjadi menjadi 7,3 dan siklus III hasil belajar siswa meningkat menjadi 7,9. Secara keseluruhan dengan penggunaan metode Quantum Teaching tersebut mampu meningkatkan hasil belajar siswa sebesar 7,3. Hasil pengujian hipotesis dengan uji t diperoleh thitung = 6,935 > ttabel 1,77. Hal ini berarti metode pembelajaran Quantum Teaching dapat meningkatkan prestasi Mengacu dari hasil penelitian, metode pembelajaran Quantum Teaching mampu meningkatkan hasil belajar.

Download free-arwiebowo



15 July 2010

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG PADA PESERTA DIDIK DENGAN GAYA BELAJAR KINESTETIK PADA MATERI PECAHAN




Keyword :
Model Pembelajaran Langsung, Gaya Belajar Kinestetik.; Direct Method, Kinestetic Learning Style

Gaya belajar sangat menentukan prestasi peserta didik, jika diberikan pembelajaran yang sesuai dengan gaya belajarnya maka peserta didik tersebut dapat berkembang dengan baik.Dari hasil angket yang diberikan peserta didik sebagian besar memiliki gaya belajar kinestetik dan salah satu model pembelajaran yang sesuai adalah pembelajaran langsung. Suatu pembelajaran yang membantu peserta didik mempelajari keterampilan dasar, memperoleh informasi yang disampaikan secara bertahap dan dilakukan dengan praktik
Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan bagaimana kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran, aktivitas peserta didik selama pembelajaran, ketuntasan belajar peserta didik, dan respon peserta didik.
. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan rancangan “one shot case study”.
Data yang diperoleh dalam penelitian ini menunjukkan bahwa kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran memperoleh kriteria baik dengan nilai rata-rata 82,96 Aktivitas peserta didik selama pembelajaran dapat dikatakan aktif. Ketuntasan belajar peserta didik dikatakan tuntas karena ketuntasan belajar yang dicapai secara klasikal sebesar 80%. Peserta didik memberikan respon baik terhadap model pembelajaran langsung.

Download Free-arwiebowo

SKRIPSI JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA

Beberapa Skripsi Jurusan Pendidikan Matematika yang bisa sebagai bahan referensi untuk anda.
  1. STUDI PERBANDINGAN PRESTASI BELAJAR SISWA DALAM MENENTUKAN HIMPUNAN PENYELESAIAN SISTEM PERSAMAAN LINIER TIGA VARIABEL (SPLTV) MENGGUNAKAN METODE SUBTITUSI DAN ELIMINASI KELAS X UNIT PELAKSANA TINGKAT DAERAH (UPTD) SMA NEGERI 1 PATIANROWO KABUPATEN NGANJUK TAHUN PELAJARAN 2009/2010.
  2. MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MELALUI PEMBELAJARAN QUANTUM TEACHING
  3. PEMBELAJARAN DENGAN MENGGUNAKAN PENILAIAN KINERJA (PERFORMANCE ASSESSMENT) PADA MATERI POKOK SEGITIGA
  4. PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN RECIPROCAL TEACHING PADA MATERI LOGIKA MATEMATIKA
  5. PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG PADA PESERTA DIDIK DENGAN GAYA BELAJAR KINESTETIK PADA MATERI PECAHAN
  6. UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM POKOK BAHASAN BARISAN DAN DERET BILANGAN MELALUI MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING
  7. MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA MATERI POKOK TABUNG, KERUCUT DAN BOLA MELALUI IMPLEMENTASI PENDEKATAN KONTEKSTUAL
  8. PENERAPAN METODE BERMAIN DALAM MATERI POKOK KELILING DAN LUAS PERSEGI DAN PERSEGI PANJANG
  9. PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE PADA MATERI PERSEGI PANJANG
  10. Penerapan Pembelajaran Aktif (Active Learning) Dengan Strategi Pengajaran Sinergis (Synergetic Teaching) Pada Materi Simetri
  11. PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TPS (Think-Pair-Share) DENGAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL PADA MATERI POKOK PERSEGI PANJANG DAN PERSEGI
  12. Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT (Team Game Turnament) Pada Pokok Bahasan Belah Ketupat
  13. IMPLEMENTASI PENILAIAN TUGAS UNJUK KERJA PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN POKOK BAHASAN KELILING DAN LUAS PERSEGI PANJANG DAN PERSEGI
  14. PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN DEDUKTIF PADA MATERI SEGITIGA
  15. PENINGKATAN KEMAMPUAN PESERTA DIDIK DALAM MENYELESAIKAN OPEN-ENDED PROBLEM DENGAN PENDEKATAN INVESTIGASI MATEMATIKA
  16. PERBANDINGAN PRESTASI BELAJAR PESERTA DIDIK MELALUI MODEL PEMBELAJARAN SIKLUS BELAJAR ( LEARNING CYCLE ) DAN MODEL PEMBELAJARAN KONVENSIONAL PADA MATERI SEGITIGA
  17. MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK DENGAN STRATEGI GROUP-TO-GROUP EXCHANGE (GTGE) PADA MATERI POKOK SEGI EMPAT
  18. MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENALARAN MATEMATIKA PESERTA DIDIK MELALUI PEMBELAJARAN DENGAN PENDEKATAN KONSTRUKTIVISTIK PADA MATERI POKOK BANGUN RUANG
  19. PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIKA PESERTA DIDIK PADA SUB MATERI KELILING DAN LUAS PERSEGI DAN PERSEGI PANJANG
  20. PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIKA PESERTA DIDIK PADA SUB MATERI KELILING DAN LUAS PERSEGI DAN PERSEGI PANJANG
  21. MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH (PROBLEM SOLVING) MATEMATIKA MELALUI PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH (PROBLEM BASED LEARNING) PADA POKOK BAHASAN BANGUN DATAR
  22. PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN DISKUSI KELAS TIPE BUZZ GROUP DENGAN METODE PENEMUAN TERBIMBING PADA MATERI POKOK SEGI EMPAT
  23. UPAYA PESERTA DIDIK DALAM MENGHADAPI UJIAN NASIONAL PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA
  24. PERBANDINGAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA YANG DIAJAR MENGGUNAKAN PENDEKATAN INTEGRATED LEARNING MODEL WEBBING DAN PENDEKATAN PROBLEM POSING
  25. PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INDUKTIF DENGAN MENGGUNAKAN ALAT PERAGA PADA MATERI POKOK SIFAT-SIFAT SEGI EMPAT
  26. Analisis Kesalahan Siswa Dalam Mengerjakan Soal Matematika Dalam Bentuk Cerita
  27. PENINGKATAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN THINK TALK WRITE (TTW) PADA MATERI PERSEGI PANJANG
  28. PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERDASARKAN MASALAH DENGAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL PADA STANDAR KOMPETENSI STATISTIK
  29. PEMBELAJARAN PADA MATERI PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA BALOK KAYU
  30. PENGEMBANGAN BAHAN AJAR PADA MATERI BANGUN RUANG UNTUK PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL)
  31. PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY - TWO STRAY DAN KEMAMPUAN METAKOGNITIF SISWA PADA MATERI SEGI EMPAT
  32. EFEKTIFITAS PEMBELA.IARAN KOOPEKATIF TIPE THINK-PAIR-SHARE (TPS) DENGAN MENGGUNAKAN ALAT PERAGA PADA MATERI POKOK SUDUT
  33. PERBEDAAN HASIL BELAJAR SISWA YANG MENGGUNAKAN SELINGAN MUROTTAL AL-QUR’AN DALAM PROSES BELAJAR DENGAN TANPA MENGGUNAKAN SELINGAN MUROTTAL AL-QUR’AN PADA POKOK BAHASAN GEOMETRI
  34. PENGUKURAN KETINGGIAN POSISI BENDA MENGGUNAKAN SHINEMETER PENGUKUR SUDUT TEGAK (SUDUT ELEVASI)DI LABORATORIUM MATEMATIKA
  35. KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI PENDEKATAN TEMATIK
  36. PERANAN ILUSTRASI PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN PENDEKATAN PENDIDIKAN MATEMATIKA REALISTIK INDONESIA (PMRI)
  37. PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIFDENGAN PENDEKATAN TPS (THINK-PAIRS-SHARE) PADAPOKOK BAHASAN VOLUME
  38. PENGAJARAN REMEDIAL UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA BILANGAN
  39. PENERAPAN METODE BERMAIN MATERI PERKALIAN DAN PEMBAGIAN
  40. Analisis Pemahaman dalam Penyelesaian Soal Perkalian dan Pembagian
  41. PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL GROUP INVESTIGASI UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI SISWA TERHADAP KONSEP KUBUS DAN BALOK
  42. PENERAPAN MEDIA PERMAINAN MONOPOLI DALAM PEMBELAJARAN KOOPERATIF PADA MATERI POKOK KESEBANGUNAN
  43. PERBANDINGAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA ANTARA SISWA YANG MENGGUNAKAN JENIS TAGIHAN ULANGAN HARIAN BENTUK URAIAN DENGAN BENTUK PILIHAN GANDA PADA POKOK BAHASAN BANGUN RUANG SISI LENGKUNG
  44. PENERAPAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN PENDEKATAN INKUIRI PADA SUB POKOK BAHASAN VOLUM BANGUN RUANG
  45. MEMBANDINGKAN HASIL BELAJAR ANTARA METODE CERAMAH BERVARIASI DENGAN METODE EKSPOSITORI MENGGUNAKAN ALAT BANTU (LKS) PADA POKOK BAHASAN TRIGONOMETRI
  46. PENGARUH PENGUSAAN OPERASI HITUNG BILANGAN BULAT TERHADAP KEMAMPUAN SISWA MENYELESAIKAN SOAL-SOAL PECAHAN CAMPURAN
  47. PERBANDINGAN EFEKTIFITAS METODE PEMBELAJARAN PROGRAMA DENGAN METODE PEMBELAJARAN KONVENSIONAL PADA POKOK BAHASAN DIMENSI TIGA
  48. PENERAPAN METODE DISKUSI DENGAN TEKNIK BUZZ GROUPPADA POKOK BAHASAN DIMENSI TIGA
  49. Analisa Kesalahan-Kesalahan Siswa Dalam Menyelesaikan Soal Pada Pokok BahasanRuang Dimensi Tiga
  50. PERBANDINGAN NILAI MATEMATIKA MENGGUNAKAN PENDEKATAN INTEGRATED LEARNING DENGAN KONVENSIONAL
  51. ANALISA KESALAHAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL MATEMATIKA PADA POKOK BAHASAN KUBUS DAN BALOK
  52. EFEKTIVITAS REMIDI BENTUK RE-TEACHING DALAM MENGATASI KETIDAKTUNTASAN BELAJAR
  53. Efektifitas Perbaikan Dalam Mengatasi Kesulitan Belajar Matematika Pada Operasi Hitung Pecahan
  54. PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAWMATERI VOLUME BANGUN RUANG
  55. MEMBANDINGKAN HASIL BELAJAR SISWA YANG DIAJAR DENGAN MODEL KOOPERATIF TIPE TGTDENGAN KONVENSIONAL PADA POKOK BAHASAN STATISTIK
  56. ANALISIS KESULITAN GURU DALAM MEMBERIKAN PENILAIAN YANG SESUAI DENGAN KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA
  57. Penerapan Pembelajaran Matematika Realistik (PMR) Pada Konsep Perkalian dan Pembagian dengan cara bersusun pendek
  58. PERBANDINGAN ANTARA HASIL BELAJAR SISWA YANG DIBERI TUGAS KELOMPOK DAN YANG DIBERI TUGAS INDIVIDU
  59. PENERAPAN MODEL PEGAJARAN LANGSUNG PADA POKOK BAHASAN PENGUKURAN LUAS DAN KELILING BANGUN DATAR
  60. Tingkat pemahaman siswa pada luas dan keliling segi empat
  61. MEMBANDINGKAN PRESTASI MATEMATIKA ANTARA SISWA YANG DIKELOMPOKKAN BERDASARKAN NILAI, DENGAN YANG
  62. Preferensi Cara Dalam Menyelesaikan Soal Matematika Pokok Bahasan Sistem Persamaan Linear Dua Peubah



PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN RECIPROCAL TEACHING PADA MATERI LOGIKA MATEMATIKA

Keyword : model pembelajaran reciprocal teching.;Keyword : Reciprocal teaching method

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi mendorong terciptanya sumber daya manusia yang berkualitas. Salah satu cara untuk menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas adalah melalui peningkatan mutu pendidikan baik peningkatan mutu pendidik maupun proses belajar mengajar. Peserta didik di sekolah cenderung konsumtif dan guru bersifat dominan dalam proses pembelajaran sehingga pembelajaran berpusat pada guru. Oleh karena itu, perlu adanya perubahan yang pada awalnya pembelajaran berpusat pada guru menjadi pembelajaran berpusat pada peserta didik. Salah satu model pembelajaran yang berpusat pada peserta didik adalah model pembelajaran reciprocal teaching karena model pembelajaran ini memberikan kesempatan pada peserta didik untuk menemukan sendiri konsep yang dipelajari dengan jalan berperan aktif.
Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan bagaimana kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran, aktivitas peserta didik selama pembelajaran, ketuntasan belajar peserta didik, dan respon peserta didik.
Penelitian ini dilaksanakan. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan rancangan “one shot case studi”.
Data yang diperoleh dalam penelitian ini menunjukkan bahwa kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran memperoleh kriteria baik dengan nilai rata-rata 78,13. Aktivitas peserta didik selama pembelajaran dapat dikatakan aktif. Ketuntasan belajar peserta didik dikatakan tuntas karena ketuntasan belajar yang dicapai secara klasikal sebesar 91,49%. Peserta didik memberikan respon baik terhadap model pembelajaran reciprocal teaching.



KUMPULAN SKRIPSI INDONESIA


Kumpulan Kategori Skripsi Lengkap Full Content untuk bahan referensi dalam pembuatan karya tulis ilmiah :

SPESIALIS PESAN SOUVENIR & UNDANGAN PERNIKAHAN, SOUVENIR & CINDERAMATA PERNIKAHAN

Selamat Datang di Arwiebowo Souvenir. Dapatkan souvenir pernikahan maupun souvenir promosi yang khas,unik dan murah. Kami Melayani pemesanan seluruh Indonesia. Cara pengiriman dengan menggunakan jasa ekspedisi, silahkan konsultasikan dengan kami. Untuk Ongkir "Onkos Kirim" nanti akan sepenuhnya menjadi tanggungan pemesan "Anda"

Macam - macam Souvenir :

  1. Souvenir Kulit
  2. Souvenir Batik
  3. Souvenir keramik
  4. Souvenir Kulit
  5. Souvenir Natural
  6. Souvenir Bross
  7. Souvenir Rajut
  8. Souvenir lilin
  9. Souvenir Kalender
  10. Souvenir Kayu



12 July 2010

Menulis segala sesuatu yang terjadi di kepala. Berbicara dalam dosis berlebihan. Berjalan di pagi hari dengan sepatu bot tinggi menipis. Mengejar penuh kebisingan Pagi Kota yang Ramai. Beberapa jenis kopi setiap kali minum. Berharap menemukan mata didepan mimpi itu.
nama lengkap saya Agung Wibowo, tapi orang biasanya memanggilku dengan Agung atau bowo. Besar adalah nama yang diberikan kepada saya dan orang tua saya lahir di Nganjuk, baik asal-usul orang tua saya. Dalam sebuah rumah kecil yang sederhana tidak jauh dari Kota Nganjuk, yang 25tahun lalu, 12 Mei 1984. Dari 5 keluarga saya untuk seorang anak dari keluarga ke-4.
Aku berilosofi: "Hidup ini untuk berbagi dan memberikan" Wacana yang tidak dalam mengukur keberhasilan dengan apa latar belakang, apa pendidikannya, yang lahir dari, dan tidak dapat diukur oleh seberapa laba yang diperoleh. Tapi diukur berapa banyak kontribusi telah diberikan untuk membantu orang lain berhasil.

Sebagai makhluk yang sempurna, manusia perlu memahami mengapa kita hidup, untuk apa kita hidup dan ke mana tujuan tertinggi kehidupan. Pemahaman ini akan membawa kita untuk menemukan siapa Tuhan kita sebenarnya. Dengan demikian dalam hidup, kita tidak akan dengan mudah dialihkan kepada Tuhan untuk kekayaan properti, ke posisi Allah, adalah Allah untuk gelar, kepada Tuhan untuk popularitas dan semua aksesoris lain Mundane. Kita tidak mudah dibelokkan oleh Sheen dan kilauan aksesoris duniawi yang menyesatkan, kemudian mengabaikan nilai-nilai spiritual ke pusat gravitasi jiwa dalam setiap langkah kehidupan. Karena pusat orientasi hidup tertinggi yang menyentuh aspek spiritual dari kebahagiaan manusia adalah pada hati atau sifat Allah yang Mahakuasa telah "dibangun di" dalam diri kita.

ingin menghubungi saya, untuk berbagi pengalaman tentang kehidupan Anda? Harap menggunakan data kontak berikut.
Hidup tantangan membuat kita benar-benar hidup.

AGUNG-WIBOWO
Argopuro VII, SOMBRON, LOCERET, NGANJUK
JAWA TIMUR, INDONESIA,64471
+62-857-3549-6299 / +62-852-3382-7955
Best Site / Arwiebowo Blog's

Semakin banyak tantangan dalam hidup kita membuat diri kita kuat. Mengharapkan bantuan dari orang lain di hari ini sangat sia-sia. Sampai kapan mereka bisa membantu kami? Tidak ada cara lain. Kami adalah satu-satunya orang yang bisa membantu diri kita sendiri. Keluar segera dari zona kenyamanan. Dan siap untuk menghadapi tantangan hidup.

sukses untuk Anda



11 July 2010

Ahli Runner Up Piala Dunia = BELANDA


Sebuah gol Andres Iniesta pada menit ke-116 menguburkan ambisi Belanda menjadi juara dunia untuk kali pertama. Dan kekalahan tersebut membuat tim yang sempat terkenal dengan permainan total football ini semakin penasaran dengan Piala Dunia.

Pada Piala Dunia 1974 di Jerman Barat, Belanda dikalahkan tuan rumah 2-1 di final. Diperkuat oleh Johan Cruyff, Belanda sebenarnya sempat unggul terlebih dahulu melalui penalti Johan Neeskens pada menit kedua, namun Jerman berhasil membalikkan keadaan melalui gol penalti Paul Breitner (25') dan Gerd Muller (43').

Empat tahun kemudian, di Piala Dunia 1978 Argentina, Belanda kembali melangkah ke final dan menghadapi tuan rumah. Lagi-lagi Belanda harus gigit jari setelah tumbang 3-1 di babak final melalui perpanjangan waktu.

Mario Kempes berhasil membawa Argentina unggul pada menit ke-38, namun Belanda berhasil menyamakan kedudukan melalui Dick Nanninga delapan menit sebelum babak kedua berakhir.

Sayang, Belanda harus pulang dengan tangan hampa ketika Kempes mencetak gol keduanya pada menit ke-105 dan Daniel Bertoni memperbesar keunggulan tim Tango pada menit ke-116.

Iniesta Menjadi Ujung tombak Spanyol Juara Dunia 2010


Sekarng ini Giliran Andres Iniesta menjadi pahlawan kemenangan Spanyol di final Piala Dunia 2010. Iniesta mencetak gol semata wayang Spanyol setelah Belanda dipaksa bermain 10 orang sejak babak perpanjangan waktu.

Bertanding di Soccer City Stadium, Senin 12 Juli 2010, Spanyol sebenarnya mampu mendominasi jalannya pertandingan. Pertandingan baru berjalan lima menit, La Furia Roja langsung mengancam gawang Belanda lewat aksi Sergio Ramos.

Memanfaatkan tendangan bebas Xavi Hernandez, bek Real Madrid ini berhasil melepaskan tandukan keras. Namun aksi gemilang Maarten Stekelenburg menggagalkan Spanyol untuk unggul.

Belanda sendiri bukan tanpa peluang. Tim besutan Bert van Marwijk ini mampu bermain disiplin guna meredam serangan Belanda dan sesekali melancarkan serangan balik.

Namun peluang terbaik Belanda tercipta di menit 37. Berawal dari tendangan bebas Wesley Sneijder, bek Joris Mathijsen berpeluang membuat Belanda unggul. Sayangnya Mathijsen gagal menyambut bola liar di mulut gawang Spanyol. Alhasil skor kaca mata bertahan hingga turun minum.

Memasuki babak kedua, Spanyol tetap menguasai jalannya pertandingan. Namun justru Belanda yang mampu menciptakan peluang-peluang terbaik di babak kedua lewat aksi Arjen Robben.

Pada menit 62, Robben berhasil melesat sendirian memanfaatkan umpan terobosan Wesley Sneijder. Namun winger lincah Belanda ini gagal menaklukan Iker Casillas setelah bola membentur kaki kiper Spanyol ini.

Robben benar-benar menjadi ancaman serius pertahanan La Furia Roja. Pada menit 83, Robben kembali tinggal berhadapan dengan Casillas juga dengan memanfaatkan sebuah serangan balik. Namun lagi-lagi Casillas dengan gemilang menggagalkan usaha Robben.

Namun hingga 90 menit pertandingan skor kaca mata tak berubah dan memaksa babak perpanjangan waktu. Di 2x15 menit itu, Spanyol tetap unggul dalam penguasaan bola.

Petaka buat De Oranje datang di menit 109. Bek Johnny Heitinga diusir wasit Howard Webb setelah menarik Iniesta. Dikeluarkannya Hetinga membuat pertahanan Belanda terdapat celah.

Hilangnya Heitinga langsung dimanfaatkan La Furia Roja di menit 116. Tak terkawal, Iniesta berhasil menyambut umpan Cesc Fabregas sekaligus menaklukkan Maarten Stekelenburg. Skor 1-0 ini bertahan hingga pertandingan usai.
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...