01 August 2010

Analisis Kesalahan Siswa Dalam Mengerjakan Soal Matematika Dalam Bentuk Cerita

Keyword : Kesalahan Siswa, Soal Matematika, bentuk Cerita.;Student Error, Mathematics Exercise, Story Form

Menurut pengalaman peneliti pada saat bakti sosial dan pkl. Banyak siswa yang melakukan kesalahan dalam mengerjakan soal cerita. Terutama mereka kurang teliti dan kurang memahami soal tersebut sehingga mereka sering salah dalam mengerjakan. Soal cerita adalah salah satu soal yang membutuhkan ketelitian dan kemampuan penalaran, yang biasanya siswa sering melakukan kekeliruan dalam menyelesaikan soal tersebut. Tujuan dari penelitian ini adalah : 1. Untuk mengetahui jenis kesalahan yang sering dilakukan siswa kelas V SDN Banaran I Babat Lamongan dalam menyelesaikan soal cerita pada bilangan, 2. Untuk mengetahui penyebab terjadinya kesalahan yang dilakukan oleh 8 siswa yang terpilih sebagai responden dalam menyelesaikan soal cerita. Subyek penelitian ini adalah siswa kelas V SDN Banaran I Babat – Lamongan. Data yang akan dianalisis di dalam penelitian ini lebih memperhatikan pada kesalahan yang dilakukan siswa dalam menyelesaikan soal cerita,. Data yang dikaji lebih bersifat deskriptif kualitatif, yaitu data yang menginformasikan jenis kesalahan, bentuk kesalahan dan faktor penyebab terjadinya kesalahan yang dilakukan oleh siswa . Jika siswa melakukan kesalahan pada tahap pertama maka , dimungkinkan akan melakukan kesalahan pada tahap selanjutnya. Kesimpulan dalam penelitian ini adalah :1. Kesalahan yang sering dilakukan siswa kelas V di SDN Banaran I Babat – Lamongan yaitu kesalahan abstraksi dalam menyelesaikan soal cerita. 2. Faktor- faktor penyebab terjadinya kesalahan siswa berdasarkan wawancara adalah sebagai berikut : Siswa terburu-buru sehingga tidak peduli dengan pekerjaannya., Siswa kurang mengerti kalimat tanya., Siswa tidak terbiasa dengan menulis diketahui dan ditanya pada saat mengerjakan soal cerita, Siswa kurang memahami dengan pemisalan dari soal, Siswa kurang memahami soal dan kurang memahami konsep dari materi, Siswa kurang teliti dan siswa meremehkan dari kesimpulan atau penafsiran ke permasalahan awal

Download (Bab 1-3) Download (bab V)

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INDUKTIF DENGAN MENGGUNAKAN ALAT PERAGA PADA MATERI POKOK SIFAT-SIFAT SEGI EMPAT

Keyword : Model Pembelajaran Induktif, Alat Peraga.;Inductive, Visual aid

Matematika merupakan salah satu bidang studi yang kurang diminati dan dianggap sulit oleh peserta didik. Hal ini terjadi karena peserta didik menganggap matematika adalah suatu bidang studi yang menekankan pada perhitungan bilangan-bilangan dan rumus yang sulit. Penyajian yang kurang kongkrit sehingga peserta didik tidak menyukai materi yang diajarkan. Oleh karena itu, salah satu model pembelajaran yang dapat membuat peserta didik lebih menyukai materi yaitu dengan model pembelajaran induktif dengan menggunakan alat peraga. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan (1) Bagaimana kemampuan guru dalam mengelolah pembelajaran ketika menerapkan model pembelajaran induktif dengan menggunakan alat peraga pada materi pokok sifat-sifat segi empat. (2) Bagaimana hasil belajar peserta didik dikelas VII SMP Muhammadiyah 5 Bungah setelah pelaksanaan pembelajaran induktif dengan menggunakan alat peraga pada materi pokok sifat-sifat segi empat. sedangkan jenis penelitian ini adalah deskriptif dengan desain ” One Shot Case Study”. Metode pengumpulan data adalah meliputi metode observasi dan metode tes. Berdasarkan hasil analisis data diperoleh bahwa (1) Kemampuan guru dalam mengelolah pembelajaran ketika menerapkan model pembelajaran induktif dengan menggunakan alat peraga pada sub materi pokok sifat-sifat segiempat yang diperoleh setelah pembelajaran induktif dengan menggunakan alat peraga pada sub materi pokok sifat-sifat segiempat adalah tuntas secara klasikal dengan persentase ketuntasan sebesar 91,6 %.
Download (Bab 1-3) Download (bab V)

PERBANDINGAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA YANG DIAJAR MENGGUNAKAN PENDEKATAN INTEGRATED LEARNING MODEL WEBBING DAN PENDEKATAN PROBLEM POSING SISW

Keyword : integrated learning model webbing, problem posing, prestasi belajar.;integrated learning model the webbing, problem posing, presentage learning

Dalam proses belajar mengajar guru mempunyai peranan sangat penting, guru dalam proses belajar harus dapat membuat kondisi kelas yang menunjang terselenggaranya proses pembelajaran yang efektif.pembelajaran matematika disekolah selama ini pada umumnya lebih bersifat klasikal dan konvensional, hal itu telah mengakibatkan siswa tumbuh dan berkembang hanya berdasarkan perintah dan tugas yang diberikan oleh guru.serta pembelajaran yang terjadi cenderung bersifat pemindahan ilmu dari guru ke peserta didik. Upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi hal itu adalah dengan menerapkan pendekatan pembelajaran dimana siswa tertarik terhadap pelajaran matematika, proses pembelajarannya tidak membosankan,serta evaluasi pembelajarannya membut siswa berpikir, menghayati dan mampu mengaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari. Pendekatan yang dapat mewujudkan hal itu diantaranya yaitu pendekatan integrated learning model webbing dan pendekatan problem posing. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada perbedaan prestasi belajar matematika siswa yang diajar dengan menggunakan pendekatan integrated learning model webbing dan pendekatan problem posing siswa. Untuk menentukan sampel dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teknik random sampling dengan sebelumnya Dari ketiga kelas tersebut diuji normalitas dan uji homogenitas. Teknik analisis data dalam penelitian ini yaitu menggunakan uji perbedaan dengan menggunakan bantuan SPSS 14.0 Dari uji perbedaan peneliti menggunakan uji-t dengan bantuan SPSS 14.0 uji-t menunjukkan bahwa nilai sig (0.003)<α(0.05), maka H ditolak, Artinya ada perbedaan prestasi belajar matematika siswa yang diajar dengan menggunakan pendekatan integrated learning model webbing dan pendekatan problem posing siswa.

Download (Bab 1-3)Download (Bab v)

UPAYA PESERTA DIDIK DALAM MENGHADAPI UJIAN NASIONAL PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA

Keyword : Ujian Nasional, pengayaan, motivasi, try out, doa.;National examination, enrichment, motivation, try out, praying

Ujian Nasional merupakan ujian akhir yang menentukan lulus tidaknya seorang
peserta didik pada suatu jenjang pendidikan. Matematika merupakan salah satu
mata pelajaran pada Ujian Nasional, dimana matematika adalah mata pelajaran
yang dianggap sulit oleh peserta didik karena sifatnya yang abstrak, untuk itu
diperlukan adanya upaya dalam menghadapi Ujian Nasional. Upaya-upaya
tersebut adalah dengan mengikuti pengayaan/penambahan jam mata pelajaran,
mengikuti try out, meningkatkan motivasi, dan berdoa. Penelitian ini bertujuan
untuk mendeskripsikan upaya peserta didik dalam menghadapi ujian nasional
pada mata pelajaran matematika. Insnstrumen penelitian yang digunakan adalah angket bentuk tertutup, dan hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa try out merupakan upaya yang
mempunyai persentase paling tinggi kemudian motivasi,doa, dan pengayaan.
Download (Bab 1-3)Download (Bab v)

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN DISKUSI KELAS TIPE BUZZ GROUP DENGAN METODE PENEMUAN TERBIMBING PADA MATERI POKOK SEGI EMPAT

Keyword : Model Pembelajaran Diskusi Kelas, Buzz Group, Metode Penemuan Terbimbing.;Classroom discussion model, Buzz Group, Finding Guidance Method

Penelitian pendahuluan yang peneliti lakukan mengajar masih sering berpusat pada guru sehingga peserta didik kurang aktif dalam proses belajar dikelas termasuk belajar matematika.
Untuk itu perlu dikembangkan suatu model pembelajaran yang dapat meningkatkan interaksi antara peserta didik dengan peserta didik. Selain itu, diperlukan juga metode mengajar yang dapat meningkatkan penguasaan materi pelajaran sehingga peserta didik dapat belajar bersama-sama untuk menemukan konsep matematika dengan bimbingan dari guru. Dengan demikian peserta didik menjadi aktif dalam pembelajaran. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran, aktivitas peserta didik selama proses pembelajaran, ketuntasan belajar peserta didik dan respon peserta didik terhadap model pembelajaran diskusi kelas tipe buzz group dengan metode penemuan
terbimbing pada materi pokok segiempat. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan subjek penelitian adalah peserta didik. Dari hasil analisa dapat disimpulkan bahwa kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran diskusi kelas tipe buzz group dengan metode penemuan
terbimbing dikategorikan sangat baik dengan nilai rata-rata sebesar 86,54. Aktivitas peserta didik dalam mengikuti pembelajaran diskusi kelas tipe buzz group dengan metode penemuan terbimbing dikatakan efektif. Peserta didik tuntas belajar sebesar 87,18%. secara
klasikal ketuntasan belajar peserta didik telah tercapai. Respon peserta didik terhadap pembelajaran diskusi kelas tipe buzz group dengan metode penemuan terbimbing dapat dikategorikan baik dengan persentase 89,78%
Download (Bab 1-3)Download (Bab v)

MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH (PROBLEM SOLVING) MATEMATIKA MELALUI PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH (PROBLEM BASED LEARNING) PADA POKOK BAHASA

Keyword : Pemecahan Masalah, Pembelajaran Berbasis Masalah, Pembelajaran Langsung.;Problem solving, Problem based Learning, direct teaching

Dalam kurikulum matematika yang tertuang dalam Standar Kompetensi Lulusan Pelajaran Matematika terdapat lima kemampuan dasar yaitu kemampuan Memecahkan Masalah (Problem Solving), Berargumentasi (Reasonning),

Berkomunikasi (Communication), Membuat Koneksi (Connection) dan
Representasi (Representation).Kemampuan memecahkan masalah merupakan
kemampuan yang paling utama dalam pembelajaran matematika, namun dalam
kenyataannya kemampuan pemecahan masalah peserta didik masih tergolong
rendah. Untuk itu perlu strategi untuk meningkatkan kemampuan memecahkan
masalah metematika, diantaranya adalah dengan menerapkan strategi
pembelajaran yang tepat, salah satunya adalah pembelajaran berbasis masalah
karena Pembelajaran Berbasis Masalah dikembangkan untuk membantu peserta
didik dalam meningkatkan kemampuan berpikir, pemecahan masalah, dan
keterampilan intelektual; belajar tentang berbagai peran orang dewasa melalui
pelibatan mereka dalam pengalaman nyata atau simulasi; dan menjadi pembelajar
yang otonom dan mandiri. Dalam penelitian ini rumusan masalah yang digunakan
adalah apakah kemampuan pemecahan masalah matematika peserta didik yang
diajar dengan pembelajaran berbasis masalah lebih baik dari kemampuan
pemecahan masalah yang diajar dengan pembelajaran langsung dengan tujuan
penelitian untuk mengetahui bahwa kemampuan pemecahn masalah matematika
yang diajar dengan pembelajaran berbasis masalah lebih baik dari kemampuan
pemecahan masalah yang diajar dengan pembelajaran langsung. Penelitian ini
termasuk penelitian komparatif dengan desain penelitian Postes Kelompok
Kontrol Subyek Random. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh kelas VII
MTs Mazraatul Ulum Paciran Lamongan tahun ajaran 2008-2009 yang berjumlah

130 peserta didik yang terbagi dalam 4 kelas. Sedangkan sampel yang diambil adalah kelas VII-A dan VII-B yang dipilh secara random setelah diuji homogenitasnya, uji hasil penelitian menggunakan alat bantu SPSS 14.0. Hasil penelitian menunjukkan kemampuan pemecahan masalah matematika peserta didik yang diajar dengan pembelajaran langsung lebih baik dari kemampuan pemecahan masalah yang diajar dengan pembelajaran langsung
Download (Bab 1-3)Download (Bab v)

MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH (PROBLEM SOLVING) MATEMATIKA MELALUI PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH (PROBLEM BASED LEARNING) PADA POKOK BAHASA

Keyword : Pemecahan Masalah, Pembelajaran Berbasis Masalah, Pembelajaran Langsung.;Problem solving, Problem based Learning, direct teaching

Dalam kurikulum matematika yang tertuang dalam Standar Kompetensi Lulusan
Pelajaran Matematika terdapat lima kemampuan dasar yaitu kemampuan
Memecahkan Masalah (Problem Solving), Berargumentasi (Reasonning),
Berkomunikasi (Communication), Membuat Koneksi (Connection) dan
Representasi (Representation).Kemampuan memecahkan masalah merupakan
kemampuan yang paling utama dalam pembelajaran matematika, namun dalam
kenyataannya kemampuan pemecahan masalah peserta didik masih tergolong
rendah. Untuk itu perlu strategi untuk meningkatkan kemampuan memecahkan
masalah metematika, diantaranya adalah dengan menerapkan strategi
pembelajaran yang tepat, salah satunya adalah pembelajaran berbasis masalah
karena Pembelajaran Berbasis Masalah dikembangkan untuk membantu peserta
didik dalam meningkatkan kemampuan berpikir, pemecahan masalah, dan
keterampilan intelektual; belajar tentang berbagai peran orang dewasa melalui
pelibatan mereka dalam pengalaman nyata atau simulasi; dan menjadi pembelajar
yang otonom dan mandiri. Dalam penelitian ini rumusan masalah yang digunakan
adalah apakah kemampuan pemecahan masalah matematika peserta didik yang
diajar dengan pembelajaran berbasis masalah lebih baik dari kemampuan
pemecahan masalah yang diajar dengan pembelajaran langsung dengan tujuan
penelitian untuk mengetahui bahwa kemampuan pemecahn masalah matematika
yang diajar dengan pembelajaran berbasis masalah lebih baik dari kemampuan
pemecahan masalah yang diajar dengan pembelajaran langsung. Penelitian ini
termasuk penelitian komparatif dengan desain penelitian Postes Kelompok
Kontrol Subyek Random. uji hasil penelitian menggunakan alat bantu SPSS 14.0. Hasil
penelitian menunjukkan kemampuan pemecahan masalah matematika peserta
didik yang diajar dengan pembelajaran langsung lebih baik dari kemampuan
pemecahan masalah yang diajar dengan pembelajaran langsung

Download (Bab 1-3)Download (Bab v)

PENINGKATAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN THINK TALK WRITE (TTW) PADA MATERI PERSEGI PANJANG

Keyword : Kemampuan Komunikasi Matematika, Model Pembelajaran Think Talk Write (TTW).;Mathematics communication ability, Think Talk Write (TTW) study model.

Kemampuan komunikasi matematika merupakan salah satu tujuan pembelajaran matematika dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Kemampuan komunikasi matematika adalah kemampuan mengemukakan ide matematika baik dalam bentuk lisan maupun tulisan. Hal ini sangat penting bagi peserta didik untuk menyelesaikan permasalahan matematika. Namun dalam kenyataannya, kemampuan komunikasi matematika kurang mendapat perhatian dalam pembelajaran matematika di sekolah seperti di SMP Negeri 1 Manyar Gresik sehingga kemampuan komunikasi matematika peserta didik masih rendah. Untuk itu diperlukan suatu cara untuk meningkatkannya. Salah satunya adalah dengan menerapkan model pembelajaran Think Talk Write (TTW). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada peningkatan kemampuan komunikasi matematika melalui model pembelajaran Think Talk Write (TTW) pada materi persegi panjang. Adapun jenis penelitian ini adalah komparatif yaitu membandingkan kemampuan komunikasi matematika peserta didik yang diberi model pembelajaran Think Talk Write (TTW) dengan kemampuan komunikasi matematika peserta didik yang diberi model pembelajaran yang biasa digunakan guru (Direct instruction/langsung). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh peserta didik. Rancangan penelitian ini adalah Postes Kelompok Kontrol Subyek Random. Metode penelitian yang digunakan adalah metode dokumentasi dan tes dengan instrumen penelitiannya adalah soal tes. Sedangkan teknik analisa data yang digunakan adalah teknik analisa data inferensial yaitu uji perbedaan yang berupa uji t. Dari hasil uji t diperoleh bahwa nilai sig (0,000) <α(0,05), artinya ada peningkatan kemampuan komunikasi matematika melalui model pembelajaran Think Talk Write (TTW) pada materi persegi panjang.

MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENALARAN MATEMATIKA PESERTA DIDIK MELALUI PEMBELAJARAN DENGAN PENDEKATAN KONSTRUKTIVISTIK PADA MATERI POKOK BANGUN RUANG

Keyword : Kemampuan Penalaran Matematika, Pendekatan Konstruktivistik, Bangun Ruang.;Mathematical Reasoning ability, Constructive Approach Space.

Matematika merupakan ilmu yang obyeknya adalah abstrak, yang menuntut peserta didik menggunakan daya nalarnya sehingga konsep matematika dapat dipahami dengan benar dan bermakna, sebab fondasi matematika adalah penalaran. Materi matematika dan penalaran matematika merupakan dua hal yang tidak dapat dipisahkan, yaitu materi matematika dipahami melalui penalaran dan penalaran dilatih melalui belajar materi matematika. Untuk itu diperlukan suatu pendekatan pembelajaran yang mengajak peserta didik untuk membangun sendiri pengetahuannya, pendekatan tersebut adalah pendekatan konstruktivistik, yaitu suatu pendekatan yang menuntut siswa untuk aktif membangun pengetahuan yang ada dalam pikiran mereka dan dibangun melalui proses asimilasi dan akomodasi. Jenis penelitian ini adalah komparatif yang bertujuan untuk mengetahui pembelajaran dengan pendekatan konstruktivistik dalam meningkatkan kemampuan penalaran matematika peserta didik pada materi pokok bangun ruang. Desain penelitian yang digunakan adalah eksperimen postest random terhadap subyek yaitu kelas ekperimen dan kelas kontrol. Metode yang digunakan adalah metode dokumentasi dan tes, sedangkan instrumen yang digunakan adalah soal tes. Adapun teknik analisa data yang digunakan adalah analisis statistik uji perbedaan yaitu uji t. Berdasarkan hasil penelitian dan analisa data uji t diperoleh nilai sig (0,0005) <α (0,05), dengan demikian pembelajaran dengan pendekatan konstruktivistik dapat meningkatkan kemampuan penalaran matematika peserta didik pada materi pokok bangun ruang.
Download (Bab 1-3)Download (Bab v)

MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENALARAN MATEMATIKA PESERTA DIDIK MELALUI PEMBELAJARAN DENGAN PENDEKATAN KONSTRUKTIVISTIK PADA MATERI POKOK BANGUN RUANG

Keyword : Kemampuan Penalaran Matematika, Pendekatan Konstruktivistik, Bangun Ruang.;Mathematical Reasoning ability, Constructive Approach Space.

Matematika merupakan ilmu yang obyeknya adalah abstrak, yang menuntut peserta didik menggunakan daya nalarnya sehingga konsep matematika dapat dipahami dengan benar dan bermakna, sebab fondasi matematika adalah penalaran. Materi matematika dan penalaran matematika merupakan dua hal yang tidak dapat dipisahkan, yaitu materi matematika dipahami melalui penalaran dan penalaran dilatih melalui belajar materi matematika. Untuk itu diperlukan suatu pendekatan pembelajaran yang mengajak peserta didik untuk membangun sendiri pengetahuannya, pendekatan tersebut adalah pendekatan konstruktivistik, yaitu suatu pendekatan yang menuntut siswa untuk aktif membangun pengetahuan yang ada dalam pikiran mereka dan dibangun melalui proses asimilasi dan akomodasi. Jenis penelitian ini adalah komparatif yang bertujuan untuk mengetahui pembelajaran dengan pendekatan konstruktivistik dalam meningkatkan kemampuan penalaran matematika peserta didik pada materi pokok bangun ruang. Desain penelitian yang digunakan adalah eksperimen postest random terhadap subyek yaitu kelas ekperimen dan kelas kontrol. Metode yang digunakan adalah metode dokumentasi dan tes, sedangkan instrumen yang digunakan adalah soal tes. Adapun teknik analisa data yang digunakan adalah analisis statistik uji perbedaan yaitu uji t. Berdasarkan hasil penelitian dan analisa data uji t diperoleh nilai sig (0,0005) <α (0,05), dengan demikian pembelajaran dengan pendekatan konstruktivistik dapat meningkatkan kemampuan penalaran matematika peserta didik pada materi pokok bangun ruang.


MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK DENGAN STRATEGI GROUP-TO-GROUP EXCHANGE (GTGE) PADA MATERI POKOK SEGI EMPAT

Keyword : Hasil belajar peserta didik, Strategi group-to- group exchange (GTGE).;Student' achievements, group-to-group exchange (GTGE) Strategy

             Keberhasilan suatu pendidikan berkaitan dengan masalah untuk mencapai keberhasilan dalam proses pembelajaran di sekolah. Proses pambelajaran akan efektif apabila peserta didik berpartisipasi di dalamnya dan peserta didik melakukan sebagian besar kegiatan pembelajaran. Salah satu cara membuat peserta didik belajar aktif adalah dengan membuat mereka bertanya dan berani mengemukakan pendapatnya. Strategi group-to-group exchange (GTGE) merupakan pembelajaran kelompok yang melatih peserta didik untuk bekerja sama dalam kelompok dan melatih peserta didik belajar sambil beraktivitas, sehingga dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik. Jenis penelitian ini adalah komparatif yang bertujuan unuk mengetahui strategi group-to-group exchange (GTGE) dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik pada materi pokok segi empat. Metode yang digunakan adalah metode tes dengan instrumen berupa soal tes. Teknik Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis statistik komparatif. Dari hasil perhitungan uji t dengan taraf signifikan 0,05 diperoleh nilai sig (0,0005) <α(0,05), sehingga H1 diterima. Artinya Strategi group-to-group exchange (GTGE) dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik pada pokok materi segi empat.

Download Free-arwiebowo


Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...