05 January 2012

Inilah Dilema Bagi Sekolah Unggulan

Sebagai seorang masyarakat awam, saya merasa senang dan kagum dengan adanya program dari pemerintah yang menciptakan program sekolah/kelas  unggulan. Tentu dengan dibentuknya sekolah/kelas unggulan tersebut, diharapkan akan menghasilkan lulusan yang berkualitas tinggi dan mampu berkompetisi di era globalisasi saat ini.
 
Suatu misal kita perhatikan anak-anak SMP sekolah/kelas unggulan atau yang disebut RSBI sudah pandai menggunakan laptop dan setiap hari selalu didampingi laptop waktu berangkat ke sekolah. Kelas unggulan anak-anaknya pandai menggunakan bahasa Inggris. Wah pokoknya saya salut dan bangga melihatnya.

Guna menunjang kelas unggulan tersebut tentu saja orang tua murid harus minimal berkantong agak tebal. Bagaimana tidak, orang tua murid harus membelikan laptop, mengundang guru privat untuk mata pelajaran inti atau les bahasa Inggris untuk anaknya agar lancar komunikasi bahasa Inggrisnya. Dan tentu saja sarana dan prasarana lain yang mesti dipenuhi.

Lalu saya berpikir, bagaimana ya nasib anak orang yang kantongnya tipis atau kempes? Wow tentu sangat sulit alias mustahil bisa masuk ke dalam kelompok kelas unggulan tersebut.

Dari situlah saya melihat adanya dilema, di satu sisi kelas unggulan harus dibentuk untuk mengantisipasi kemajuan jaman. Tapi di sisi lain ternyata tidak semua siswa bisa masuk ke dalam kelas unggulan, gara-gara ketiadaan biaya.

Barang kali satu usulan yang ingin saya sampaikan, mengingat saat ini banyak para guru yang sudah pada bersertifikasi pasti dengan guru yang demikian akan mampu menyeimbangkan porsi belajar untuk anak non kelas unggulan. Jadi dalam hal ini peran guru sangat berat, bagaimana mengangkat anak-anak didiknya yang bukan kelas unggulan ke tingkat yang katakanlah tidak jauh tertinggal dari anak-anak kelas unggulan.

Ya ini merupakan tanggung jawab pemerintah dan para pendidik semua menciptakan suasana pemerataan kualitas pendidikan di seluruh nusantara. Sekali lagi saya katakan kualitas pendidikan, bukan sekedar memperoleh pendidikan tapi kurang kualitasnya.

0 komentar:

Post a Comment

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...